Api semangat berkobar di ruang B 1.1 Ubaya Ngagel. Siang itu, tepat 15 Desember yang lalu, pertarungan adu vocabulary digelar di kampus politeknik tersebut. KSM Prodi Bahasa Inggris Bisnis (FBL), sang penyelenggara, mengadakan Scrabble Competition tersebut untuk mempererat tali persaudaraan mahasiswa Poltek UBAYA.

Permainan merangkai kata pada sebuah papan ini dibagi menjadi tiga babak, dan sistem gugur berlaku sejak awal. Sebelumnya, peserta diwajibkan mengambil nomor peserta dan menempati meja yang ditetapkan panitia. Di setiap meja akan dijaga oleh seorang juri, yang bertugas untuk mengontrol dan mencatat score setiap tim. Jumlah nilai yang diperoleh dihitung sendiri oleh para pemain dan berlaku apabila pihak lawan menyetujuinya. Dalam hal ini juri tidak memiliki wewenang sama sekali.

Sejak awal, game yang diikuti 56 peserta ini berlangsung dengan seru. Setiap tim berkejar-kejaran untuk menyusun kata dengan poin terbanyak. Para peserta diberi waktu satu menit untuk berpikir, dan kata yang dibentuk harus terdaftar dalam kamus. Single Challenge pun sering terjadi. Itu adalah suatu kondisi saat peserta mempertanyakan kata yang disusun oleh pihak lawan dan mengajukan keberatan pada panitia. Jika kata itu ternyata terdaftar, denda lima poin menanti mereka namun jika ternyata benar, poin dari kata tersebut akan mereka kantungi. Aturan ini sesuai dengan kejuaraan dunia scrabble sejak 2001

Pertarungan yang alot tersebut berhasil menciptakan all FBL final. Akhirnya, tim Ellen dan Octo berhasil meraih poin tertinggi. Mereka berhasil mengandaskan perlawanan lima tim lainnya dan berhak atas hadiah berupa uang tunai Rp.200.000,- dan trofi. ”Ini yang pertama dan aku tidak menyangka bisa memenanginya,”ujar Ellen yang pernah menjadi panitia ajang ini dengan bangga.