Menjalani profesi sekretaris ternyata tidak mudah, dan banyak pihak yang masih belum memahami seluk beluk sekretaris. Sehingga 15 Agustus lalu, Program Studi (Prodi) Sekretari Politeknik (Poltek) Ubaya mengadakan Debat Akademik dengan tajuk ‘Sekretaris, Profesi yang Ideal’. Kegiatan yang bertempat di Perpustakaan lt.5 Ubaya dimoderatori oleh Prof Dr dr Djohansjah Marzoeki SpBP.
“Seorang sekretaris adalah super woman,” ujar Dempi K Erwanto, sekretaris senior General Administration PT Indosat Jakarta saat memberi materi. Maksudnya, pekerjaan sebagai sekretaris bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada keahlian khusus untuk menunjang profesi tersebut. Di samping itu, sekretaris harus menguasai administrasi dalam segala bidang, misalnya dalam bidang ekonomi dan politik. Jadi, bukan profesinya, tetapi bagaimana seorang sekretaris menjalankannya.
Setelah selesai mendengar materi, acara dilanjutkan dengan debat terbuka. Debat ini dibagi dalam dua kelompok yaitu pro dan kontra. Selain itu, audience juga boleh memberi tanggapan. Beberapa hal menarik yang sempat diungkapan oleh para peserta adalah masalah feminisme profesi sekretaris dan kemungkinan alih profesi.
Masalah lain yang diungkapkan adalah sekretaris tidak harus berasal dari lulusan akademi sekretari. Pihak kontra berpendapat semua lulusan dari berbagai bidang dapat menjadi sekretaris. Sedang pihak pro membela diri dengan berkata ada ilmu tertentu yang tidak diajarkan di bidang lain seperti filing, arsip, dan menulis steno, dan keahlian profesional lain sepertimembawa diri dan kode etik.
Para pembicara juga memberikan komentar, bahwa sekretaris tidak harus menguasai disiplin ilmu tertentu. “Saya sendiri tidak berniat menekuni disiplin ilmu, saya ingin total di bidang yang saya tekuni sekarang,” tegas Dempi Kusumastuti, sekretaris senior General Administration PT Indosat Jakarta. Sekretaris adalah tangan kanan dan mitra kerja atasan.