Mengikuti berakhirnya masa bakti pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Poltek UBAYA periode 2009-2010, prosesi serah terima jabatan pada pengurus baru pun digelar. Bertempat di ruang B.1.1 Poltek Ubaya, upacara serah terima jabatan pun diawali dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban (LPJ) oleh Deden Ramah Sanjaya. Ketua DPM periode 2009-2010 ini membeberkan hasil rapat kerja beserta realisasinya yang mencakup program kerja, anggaran dana, serta pertanggungjawaban komisi dan magang DPM.

Kehadiran Direktur, Wakil Direktur, serta kepala prodi pun bukan tanpa maksud. Secara terbuka, LPJ yang telah dibacakan mendapat kritik serta masukan dari peserta yang hadir. Drs Singgih Widodo Limantoro SPd MPd selaku direktur Poltek UBAYA menyampaikan apresiasinya atas kontribusi DPM pada mahasiswa yang dilakukan dengan tulus dalam kerja tim yang baik. ”Semoga kepengurusan yang akan datang bisa lebih baik dan belajar dari saran-saran yang sudah diungkapkan,” tutur Singgih.

Kegiatan pun berlanjut dengan pembacaan ikrar dari pengurus DPM yang baru. Mars dan hymne gelora Ubaya pun mengisi pembacaan ikrar tersebut. ”Pengurus yang baru diharap bisa kembali memberi kontribusi positif bagi rekan-rekan serta bisa memposisikan diri sebagai aktivis yang aktif juga cerdas,” tegas Singgih.

Memasuki masa kepemimpinan periode 2010-2011, Yuliana akan memegang kepengurusan DPM menggantikan Deden. Mahasiswi angkatan 2008 prodi akuntansi ini sukses memperoleh posisi tersebut dengan demokratis lewat Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). Sebanyak 84 suara berhasil dikantonginya dan mengungguli Rian Jaya Prastama. ”Semoga kepemimpinan yang baru bisa meningkatkan kegiatan ormawa juga menyambung hubungan antara ormawa Poltek dan universitas,” harap Deden.

Sejalan dengan harapan tersebut, Yuliana pun memiliki visi yang menekankan kerja sama dengan mahasiswa, ormawa, juga civitas akademi yang ada di Ubaya. Menurutnya, kerja sama yang baik bisa menjadi jembatan yang kokoh untuk mampu mengemban tugasnya nanti. ”Masukan dari kakak-kakak senior juga penting untuk pembelajaran,” imbuh Yuliana. Viva Yuliana. Viva Poltek!