Seseorang bisa menjadi pribadi yang mudah mendapatkan relasi dan rekan kerja yang mau menolong dia dengan maksimal jika dia menjadi pribadi yang profesional dalam bekerja.

Bangsa yang besar tidak dibangun dalam semalam, diperlukan generasi penerus yang mau berjuang untuk mengambil tanggung jawab tersebut.

Sebagai pihak yang mendapatkan kesempatan yang lebih baik, dan memiliki kemampuan yang lebih daripada mereka yang tidak berkuliah, sudah sewajarnya mahasiswa mengambil tanggung jawab tersebut.

Sebuah perguruan tinggi yang ingin menciptakan insan pembelajar yang berjiwa kepemimpinan perlu memiliki unit kegiatan dan aktivitas kemahasiswaan untuk membantu proses pendewasaan dan pembentukan karakter mahasiswanya. Jadi pilihlah perguruan tinggi yang menyediakan fasilitas ini jika ingin menjadi mahasiswa yang tidak sekadar menjadi bawahan, tetapi juga bisa dipercaya menjadi seorang atasan yang bisa memimpin dan menggerakkan anak buahnya dalam mewujudkan visi perusahaan.

Mahasiswa merupakan putra-putri terbaik bangsa yang diharapkan bisa memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan berusaha untuk mengembangkan karakter baik (seperti kejujuran, integritas, komitmen, dan pencapaian prestasi mereka). Pengembangan karakter ini bisa dipelajari melalui interaksi dengan para dosen, sesama mahasiswa, alumni, dan dengan para staf administrasi yang mendukung proses belajar mahasiswa. Apalagi jika interaksi sosial tersebut didasari sikap saling menghormati, saling peduli dan keinginan untuk saling berbagi (sharing).

Selain memiliki ilmu, mahasiswa juga perlu berbudi baik, yaitu: jujur, bertanggung jawab, adil, peduli, disiplin, visioner, serta senang menolong dan bekerjasama. Sebagai calon-calon pemimpin global, mahasiswa juga harus selalu berusaha menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keluhuran dalam kondisi apapun; serta mempunyai keramahan sosial yang membawa kebaikan maksimal bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Mahasiswa juga perlu mendidik dirinya untuk selalu mengedepankan karakter yang berkemampuan dan berkebiasaan memberikan yang terbaik (giving the best) yang dibalut dengan akhlak mulia. Selain itu juga perlu selalu mengimplementasikan prinsip kerja 5S (Kerja keras, kerja cerdas, kerja mawas, kerja tuntas, dan kerja iklas) dalam lingkungan aktivitas dan pekerjaan sehingga nantinya bisa menjadi pribadi yang kompeten dan bisa mewakili Indonesia di era globalisasi.

Perguruan tinggi juga perlu berkontribusi maksimal dalam proses pendidikan dan pencerdasan seluruh anak bangsa supaya pada akhirnya mahasiswa bisa turut serta dalam proses pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

Para dosen juga perlu memberikan keteladanan dalam kehidupan praktis, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Pengembangan pendidikan karakter harus dimulai dengan para dosen itu sendiri. Selain memberikan keteladanan, pada dosen juga perlu membimbing mahasiswa dalam latihan-latihan praktis, yaitu memberikan kesempatan mahasiswa untuk berinteraksi dengan masyarakat di luar kampus-interaksi di ‘laboratorium sosial’.

Lulusan Politeknik UBAYA juga telah diakui kualitasnya sehingga mereka bahkan bisa menggunakan ijazah mereka untuk mengembangkan karir di luar negeri. Sesuai dengan visi yang dimiliki, yaitu “Your gateway to profesionalism,” Politeknik UBAYA sebagai perguruan tinggi yang bertujuan mendidik mahasiswa yang ingin cepat kerja dan lebih menyukai praktik daripada teori mampu mewujudkan hal itu.