Memasuki dunia global, sebuah perguruan tinggi perlu meningkatkan kualitasnya. Baik dari segi fasilitas maupun layanan. Serta yang tak kalah penting, SDM agar mampu menyajikan kualitas pendidikan terbaik. Oleh karena itu, bermotokan your gateway to professionalism, Poltek UBAYA pun berusaha meningkatkan kompetensi dosen.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang strategi pengembangan kompetensi. Singgih Widodo mengutarakan pandangannya tentang makna kompetensi. ”Dosen yang berkompeten adalah dosen yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan terpenuhinya tiga komponen ini maka fungsi serta peran dosen dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian (tridharma) dapat tercapai,” ungkapnya.

Melalui pembelajaran dan informasi yang up to date, dosen mampu meningkatkan skill-nya serta makin mantap dalam softskill. ”Jika semua sudah terpenuhi, maka mereka dapat menularkan ilmu kepada mahasiswa dan meningkatkan kualitas lulusan,” tukas Singgih. Tak kurang, sekitar tiga orang dosen Poltek UBAYA telah melakukan studi lanjut guna pengembangan diri dan kompetensi.


Selain bertujuan meningkatkan kualitas, kompetensi sejalan dengan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pada UU tesebut tertulis bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, seorang dosen berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, lembaga harus memfasilitasi.

Poltek UBAYA sendiri menyikapi amanat UU dengan mengadakan pelatihan dosen di dalam dan di luar kampus, sharing forum dosen, seminar, dan workshop. Tak kalah penting, prasarana pembelajaran juga dimaksimalkan, seperti fasilitas untuk mengakses informasi lewat internet, perpustakaan, dan jurnal. Namun, dosen juga berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Bukti bahwa dosen Poltek UBAYA telah menjalankan kewajibannya dengan baik adalah penyelenggaraan pelatihan bagi anak SMA seperti kearsipan, komputer akuntansi, pelatihan bahasa Inggris bagi guru SMA, dan pelatihan pengisian SPT pajak. ”Rangkaian kegiatan tersebut merupakan wujud nyata pengabdian dosen dalam mengamalkan ilmunya,” tegas pria yang sehari-harinya bermarkas di Ubaya Ngagel ini.

Kompetensi juga beriringan dengan visi Poltek UBAYA, yaitu mencetak lulusan profesional yang siap terjun di lapangan. Oleh karena itu, tak perlu diragukan lagi bila Poltek UBAYA mendapat hibah kompetensi pengembangan softskill. ”Lulusan profesional perlu menguasai softskill, maksimum 40% dari total skill yang dimilikinya,” bebernya. Akhir kata, Pak Singgih berpesan agar kompetensi mampu menjadi ajang untuk meningkatkan performance dan kinerja dosen agar semakin baik dalam hal pembelajaran.