Dunia kerja menuntut pekerja yang tidak hanya ahli tapi juga terampil. Bukan rahasia Umum apabila Perguruan Tinggi (PT) semakin memantapkan kualitas lulusannya. Hal tersebut juga ditetapkan di Politeknik (Poltek) Ubaya dalam Mata Kuliah Keahlian dan Keterampilan (MKKK).
“MKKK sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan perkembangan Iptek,” buka Pak Singgih Widodo. Berkaca dari hal itu maka mahasiswa memerlukan nilai tambah sebelum terjun langsung ke dalam dunia kerja. Namun konteks Iptek harus memperhatikan segi budaya perusahaan maupun masyarakatnya. Akan dikenalkan bagaimana cara menghadapi orang asing dari pengajar yang berpengalaman dibidangnya, tentu sangat memudahkan mahasiswa nanti jika sudah terjun ke dunia kerja real.
Diungkapkan Singgih, berdasarkan data yang dihimpun dari Mitsubishi Reseach Institute, Soft Skill menempati sekitar 40% yang kemudian di kombinasikan dengan Hard Skill. Menghadapi tuntutan dunia kerja ini, Poltek UBAYA berupaya memberi pengajaran semaksimal mungkin.
Seperti dalam prodi Manajemen Pemasaran (MP), mahasiswa dituntut untuk praktek dan studi kasus dalam menjual barang dan jasa. Kaprodi MP juga bekerja sama dengan perusahaan komputer yang ternama beberapa tahun belakangan sehingga mahasiswa dapat langsung praktik ke perusahaan.
Fasilitas yang disediakan Ubaya tergolong lengkap. Sebab itu peran aktif mahasiswa sendiri sangat diharapkan. Dalam hal ini dosen hanya sekedar fasilitator dan motifator. “Semangat belajar lebih yang harus dipunyai mahasiswa,” saran Singgih. Apalagi semasa di perkuliahan kita harus bisa menggali dan mempraktikkan ilmu sedalam-dalamnya,” tutupnya.