Pendapat bahwa kaum hawa lebih berperasaan mungkin menjadi salah satu sebab mereka lebih banyak dipilih sebagai sahabat. Buktinya, 52,83% mahasiswa Ubaya mengaku memiliki sahabat ber-gender perempuan. “Dulu ketemunya di kampus sih,” ungkap Yosafat, mahasiswa FT ini. Hal senada diungkapkan juga oleh Christine, dara FF. “Iya, sahabatku ini ternyata satu kota asal denganku,” ungkapnya.

Maghdalena Maryanti, mahasiswi Politeknik UBAYA juga memiliki sahabat dari kaum hawa. Namun ada pula yang memilih memiliki lebih dari satu sahabat dengan gender berbeda. “Mau cewek atau cowok, selama dia nggak meninggalkan kita meski kita dalam masalah, aku nggak ragu kok mengangkatnya jadi sahabat,” ujar Natasya, mahasiswi FF yang dengan bijak mewakili 34,69% responden. Yobella Narwastu pun menyetujui hal itu. “Sahabatku sama-sama baiknya kok meskipun mereka berasal dari Planet Mars dan Venus,” pungkas gadis asal Poltek UBAYA ini mengibaratkan sahabatnya.

Masih ada 12,48% responden yang memilih kaum adam sebagai sahabatnya. “Karena sama-sama cowok, hobi kita sama yaitu main game,” terang Alex, mahasiswa FT. Ada juga yang kukuh memiliki sahabat laki-laki meski beda gender dengannya, misalnya saja Melisa. “Yah, temen lama-lama jadi demen,” cuap mahasiswi FH ini. Masa sekolah diakui 69,84% mahasiswa Ubaya sebagai saat menemukan sahabat sejati. Contohnya saja Wenny. “Aku sahabatan berawal dari temen bercanda, temen retret, selalu sama-sama deh selama sekolah dulu,” ungkap dara FTB itu.

Hendra pun mengutarakan hal serupa tentang sahabatnya. “Masa sekolah emang masa nyari temen sejati,” imbuh mahasiswa FBE ini. Layaknya cinta, sahabat pun bisa ditemui di berbagai kesempatan unik. “Sahabatku sih tetanggaku,” ucap Abraham Kevin dari Poltek UBAYA. Hal unik lain dialami oleh Michaela Stephani. Cewek ini mengenal sahabatnya dari dunia game online. ”Mereka membantu dan sangat mendukung saya dalam menghadapi setiap permasalahan,” ungkap cewek FP itu menyuarakan pendapat 21,09% responden.

Sedangkan 4,082% mahasiswa Ubaya mengenal sahabatnya dari hobi mereka. Bahkan Andreas dari FH mengenal sahabatnya dari hobi uniknya, yaitu nggosipin orang. Sisanya, 3,401% mahasiswa Ubaya mengaku mengenal sahabatnya melalui kegiatan organisasi mahasiswa. Kemudian disusul oleh jejaring sosial sebagai tempat berawalnya persahabatan dengan 1,361%.

Dan yang terunik adalah mahasiswa Ubaya bertemu sahabatnya di tempat les. Hal itu dibuktikan dengan persentase terendah yaitu 0,227%.